Cerita
PMR:
AKU MENJADI PASIEN TERBERAT
Adinda
Aulia Nur Afifah
Pada
saat Evaluasi PMR tanggal 15 November kemarin, aku menjadi pasien saat naik dan
turun tebing serta pada saat melewati gorong – gorong di bawah jembatan.
Saat
aku diangkat melewati tebing, teman-temanku banyak yang berkata kalau aku ini
berat.
“
Heh, ko bocah deneng abot temen !!!!!“.
Dan
saat menuruni tebing aku menjerit-jerit karena aku takut melorot dari dragbar
dan aku juga malu mau difoto oleh Mas Afit. Tetapi, aku malah dimarahi oleh
teman- temanku karena aku berisik saja dan terus bergerak saat di gotong.
Setelah
menuruni tebing aku dan teman-teman beristirahat sejenak untuk melepas lelah.
Kemudian aku dan teman-teman mendapat pengarahan dari Pak Toto tentang pos/rute
berikutnya.
Lalu
aku dan teman-teman segera menuju pos selanjutnya yaitu melewati gorong- gorong
di bawah jembatan.
Saat
di gorong- gorong gantian teman- temanku yang menjerit-jerit karena saat
melewati gorong- gorong mereka terpeleset karena menginjak batu yang licin dan
banyak lumutnya. Dan saat aku lagi di gotong melewati jembatan, ada anak-anak
kecil dari atas jembatan yang sengaja melempari aku putih–putih seperti tepung
atau bedak jadinya pakaianku kotor. Setelah itu, aku melanjutkan perjalanan ke
jalan sempit.
Pada
saat melewati jalan sempit, aku sangat histeris karena yang menggotongku tidak
kuat dan aku HAMPIR JATUH. Untungnya, aku pegangan temanku FIA dan aku tidak
jadi jatuh
“TERIMA
KASIH FIA KARNAMU AKU TIDAK JADI JATUH”.
Dan
setelah itu, aku dan teman- teman beristirahat di suatu tempat yang aku sendiri
lupa namanya. Disana kami makan jajanan dan kami semua di suruh Bu Rudi untuk
membuat suatu kesenian. Akhirnya aku dan teman – teman membuat suatu kesenian
yaitu membuat yel – yel dari lagu coboy junior “EAAAA“ dan pada saat kami
menampilkannya kami tertawa dan aku paling teringat saat kata “ PMR I LOVE IT
“. Dan terus teringat di pikiranku.
Setelah
itu kami, melewati dinding halang rintang dengan aku sebagai pasiennya.
Kemudian aku da teman-teman diberi makan dan minum tetapi, aku dan teman-teman
harus membuat Tenda Ponco terlebih dahulu di sebuah ladang jagung kosong.
Sayangnya
malah disuruh pindah oleh pemilik ladang tersebut, dan akhirnya aku dan teman
-teman membuat Tenda Ponco di tempat aku
dan teman-teman tadi beristirahat.
Saat
membuat Tenda Ponco aku dan teman-teman mengalami banyak kesulitan yaitu saat
Tenda Ponco kami rubuh terus. Tapi akhirnya tenda ponco kami selesai juga. Kami
pun makan dengan nikmatnya. Setelah itu kami berganti pakaian dan mengikuti
Upacara Penutupan dan kami pun pulang ke rumah masing – masing.
Pengalaman
itu tidak akan terlupakan dan hanya terjadi sekali dalam seumur hidupku.
Itulah
pengalamanku saat evaluasi PMR........
!!!!!!
TANGANKU BERDARAH
Alifa Risda Fadilasari
Pada
tanggal 15 november 2012 di sekolahanku diadakan evaluasi PMR yang dilaksanakan
di Bumi Perkemahan Munjul Luhur, Kutasari, Purbalingga.
Saya berangkat dari sekolahan pukul 07.00
WIB, saya ke sana menggunakan bus dan sesampainya di sana langsung mengadakan
evaluasi dan pada saat sedang di adakan evaluasi pada Pos 3 yaitu panjat tebing
tiba-tiba tangan ku berdarah.
Kenapa
berdarah?
Mungkin
tanpa sengaja saya terkena irisan daun ilalang. Sangat mengasyikkan. Kami harus
melalui arena yang penuh dengan rumput setinggi lutut. Tanahnya sedikit gembur
karena hujan semalam. Tebing di pinggir selatan Bumi Perkemahan ini menjadi
ramai karena suara anak-anak PMR yang saling memberi aba-aba bagaimana agar
naik tebing berhasil tanpa menjatuhkan pasien.
Teman-teman
kami kan belum biasa gotong-menggotong. Yah jadi ketika membawa pasien di dragbar
karung, jalannya banyak yang terseok-seok. Mengendalikan diri agar tidak
terpeleset sementara tangan harus menahan berat pasien.
Ketika
turun tebing harus lebih hati-hati. Saya sempat ndeprok, duduk di tanah, saat
medan yang kami lewati licin. Yaa yang penting pasien tetap di dragbar dan
tidak jatuh.
Kegiatan
yang mengesankan!
MITELA KU TERTUKAR
Zahra
Rahmadini W.
Kegiatan
yang mengesankan dalam evaluasi PMR
Pada
hari minggu tanggal 15, November 2012, SMP Negeri 2 Purbalingga, mengadakan
evaluasi PMR di Buper Munjuluhur.
Pada waktu itu seluruh siswa harus membawa mitela. Pada saat evaluasi pertama, yaitu membalut
pasien semua mitela di kumpulkan menjadi satu. Ada mitela yang tidak terpakai, pada
saat mitelanya akan dikembalikan kembali. Teman-teman mengambil mitela dengan
berebut. Namun pada saat saya akan mengambil tinggal satu mitela, tetapi bukan
mitela milik saya dan sayapun menanyakan pada teman-teman. Sayangnya
teman-teman tidak ada yang tahu itu mitela milik siapa.
Jadi saya membawa pulang mitela yang bukan
milik saya...
TAKUT JATUH
Arif
Nur Hidayah
Pada
evaluasi PMR lalu, sangat mengasikkan bagiku, karena aku tidak perlu menggotong
pasien, tapi justru sebaliknya malah aku menjadi pasiennya.
Di pos
sebelumnya juga menyenangkan, tapi saat-saat yang paling aku suka adalah saat
aku digotong. Tentunya asik tapi menegangkan.
Hal
yang menegangkan adalah pada waktu naik dan turun tebing, halang rintang dan
juga saat melewati gorong-gorong.
Pada
waktu turun tebing aku merasa takut, sebab teman-temanku hampir memiringkan dragbar
dan hampir menjatuhkan aku, aku merasa sangat deg-degan. Aku lalu marah kepada temanku, karena kurang
hati-hati menjunjung dragbarnya.
Lalu
perjalanan kami lanjutkan, kami lanjutkan ke gorong-gorong. Panas terik
matahari sangat menyengat. Tetapi kami tetap semangat. Kami mulai masuk
gorong-gorong dengan perlahan-lahan dan juga hati-hati. Langkah demi langkah
kami lewati gorong-gorong itu.
Setelah
susahnya melewati gorong-gorong,
perjalanan kami lanjutkan , lalu kami menuju ke tempat yang teduh untuk membuat
tenda ponco. Setelah itu kami beristirahat dan berembug membuat yel-yel.
Setelah jadi yel-yelnya jadi, kami pun tampil.
Setelah
itu kami harus melewati sedikt rintangan untuk mengambil makan dan minum.
Setelah itu kami dengan enaknya makan. Setelah kenyang kami berkemas-kemas dan juga
bersih-bersih lingkungan. Setelah itu kami menuju ke gerbang depan buper. Dan
siap-siap untuk pulang kembali ke sekolah....
Evaluasi
ini sungguh sangat menyenangkan bagiku....
REGU REMPONG
Kartika
dan Linda
Pada
tanggal 15 November 2012 lalu , regu kami yang terdiri dari Linda, Kartika, Riska,
Mela, Naely, dan Jauharoh melaksanakan evaluasi PMR yang diadakan di Bumi
Perkemahan Munjulluhur (BUPER).
Setelah setengah perjalan tibalah saatnya kami harus menampilkan
suatu pentas seni. Kami kehabisan akal! Awalnya kami ingin menampilkan sebuah
lagu akan tetapi banyak lagu yang kami tidak mengerti, dan banyak juga yang
tidak setuju.
Akhirnya
waktu untuk latihan habis dan pimpinan regu dipanggil oleh pembina. Akhirnya
kami berpikir keras untuk mendapat ide.. tiba tiba muncul ide untuk menampilkan
suatu drama realita yang bertema kebingungan kita untuk berpentas, dengan
bahasa yang seadanya dan kata kata yang terucap begitu saja secara spontanitas.
Kami
membulatkan tekad untuk menampilkannya, akhirnya kami berhasil dan pembina
pementasan tersebut tertawa melihat aksi kami yang sangaaat konyol. Kami bahkan
sampai menari nari ala dangdut.
Kalau
saat itu diingat ingat ingin tertawa rasanya,...wkwkwwwwkkkk
Kesan
dan Kenangan saat Evaluasi PMR .....
SEPATUKU
BASAH
Sania Latifah
Ketika saya mengikuti evaluasi PMR bersama teman-teman
kami berangkat dari sekolah pukul 07.30 menuju bumi perkemahan (buper). Setelah
sampai disana kami langsung berbaris untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.
Kami dan teman-teman diberi arahan tentang urutan
kegiatan evaluasi hal yg pertama yang harus kami lakukan adalah:
1. Menghafalkan 7 prinsip Palang Merah, Tri Bhakti PMR,
dan menyanyikan lagu Mars PMI.
2. Mengobati pasien yang sedang sakit.
3. Meletakkan pasien pada dragbar.
4. Membawa pasien menaiki tebing dan turun tebing.
5. Membawa pasien melewati jalan sempit.
6. Membawa pasien melewati gorong-gorong dengan air
di bawahnya.
Waktu aku melewati jalan sempit aku, Rahma, Saras yang
sedang membawa pasien yaitu Meyssi. Saat kita berjalan melewati jalan sempit
pasien kami hampir saja jatuh untung saja kami masih kuat untuk menahannya.
Juga waktu di gorong-gorong aku dan Dewi teman satu kelompokku terjatuh akibat
licinnya batu di sungai tersebut. Akhirnya semuanya menjadi basah. Ketika sudah
selesai melewati gorong-gorong semuanya pergi menuju tempat out bound kami
langsung membuat yel-yel, setelah selesai kami langsung menampilkan yel-yel
yang ditonton oleh semua anggota PMR juga bina damping.
Kemudian kami menerima makanan untuk makan siang, kami
juga disuruh membangun tenda untuk berteduh dari sinar matahari. Waktu membuat
tenda, sayangnya tenda kami beberapa kali jatuh. Tenda terpancang kurang kuat,
jadi kami harus mengulangi untuk membuat tenda lagi.
Setelah selesai kami makan dan ganti pakaian, waktu
ganti pakaian kerena sepatuku basah aku ganti sandal. Aduh …ada masalah! Aku
lupa tidak membawa sandal! Jadi aku membeli sandal di warung yang ada dipinggir
jalan. Waktu untuk berkumpul aku malu sekali karena memakai sandal jepit...
Itulah kesan yang tidak akan aku lupakan, semoga kesan
ini menjadi pengalaman bagiku...!!!!
DIKIRA TAK
WARAS
Nila Anggraeni 8D
Pada hari Kamis tanggal 15 November 2012 sekolahku
mengadakan EVALUASI PMR yang diikuti seluruh siswa kelas 8. Kegiatan
tersebut dilaksanakan di Bumi Perkemahan Munjul Luhur.
Waktu menggotong pasien menuju gorong-gorong pasiennya
hampir terjatuh karena bebatuan sangat licin. Setelah itu kami melanjutkan
menggotong pasien melewati jalan sempit. Kami merasa kesulitan
karena pasien menjadi terasa berat namun akhirnya berhasil juga walaupun
berat.
Lalu kami berjalan menuju pos berikutnya. Si pasien di
suruh berjalan sendiri walau masih ada bekas lipatan penutup luka. Si pasien
berjalan sambil membawa tongkat PMR. Ketika ada pengendara motor bersama
keluarganya melihat pasien yang sedang berjalan itu mereka tersenyum, mungkin
mengira si pasien itu orang gila, dikira anak tak waras.
Kami yang melihat itu, semua tertawa, si
pasien itu tampak berjalan dengan asyiknya. Sesampainya di pos istirahat kami
menceritakan kejadian tadi kepada si pasien, si pasien tertawa.
Akhirnya kegiatan EVALUASI PMR berjalan lancar.
Sungguh pengalaman yang tidak bisa dilupakan.